kirimkan hujan ini ke . . .

Sabtu, 26 Mei 2012

Passing April

passing April, rid my uneasy feelings

Ini bukan (lagi) bulan April. Siang dan malam telah melaluinya berkali-kali dan malam ini adalah malam keduapuluhenam April berlalu. Tidak ada rasa sedih ketika menyadari bahwa April tahun ini terlewati BEGITU saja. Tanpa kebanggaan dan kesenangan apa-apa. Malah cuma banyak air mata, bertanya-tanya, penasaran yang menumpuk tanpa jawaban apa-apa.

Ah, mungkin namanya adalah mati rasa.  Entahlah, malas saja jika harus sekian kali lagi menempatkan diri sebagai objek penderita. Saya adalah makhluk bebas, tidak terikat apapun, apalagi duka. Meskipun selayang kabar yang saya dengar di hari ulang tahun saya membuat terkejut juga.

Minimnya ucapan selamat yang saya baca membuat mata ini semakin peka. Iya, untukmu saya mendengar dengan mata, kebetulan tahu yang tidak menyenangkan. Meskipun yah, namanya saja tetap kebahagiaan. Selamat ya.  :)

Tanggal duapuluhdua yang tidak akan kamu lupa, pastinya. Begitu juga saya. Hahaha, cuma tertawa saja. ***

Tiba-tiba hari ini saya disadarkan. Banyak sekali hal yang tak perlu saya sesalkan, termasuk bertemu dan singgah di  fana-mu. Terima kasih ya, semoga bahagia. Saya pun sama sedang bahagia. Entah bagaimana cara bilang padamu kalau kamu membawa dia dan saya pada satu jalan, satu titik yang sama. Kamu tahu tidak, rupanya bukan kamu yang benar-benar menemaninya, tapi saya. Seperti dia menemani saya. Saat ini saya dan dia sedang berlari bersama, sama-sama. Iya, dia. –gadis cantik yang pernah kamu akui membuatmu berpaling hati dariku-

Lucu juga melihat prosesnya. Malu juga pada diri saya. Tapi tak apa, dunia kan penuh hal tak terduga. Akhirnya yang berteman itu kami, bukan kamu. Lucu ya, saya harap kamu –paling tidak- tersenyum sedikit saat membacanya. Gadis itu ternyata menyenangkan. Untungnya, saya perempuan.***

 Karena saya tidak mau isinya tentangmu melulu, sebegitu saja tentang April yang jauh berlalu. Banyak air mata yang membiru. Hati yang remuk berlalu. Hilangnya yang palsu-palsu. Meskipun hari ini menyenangkan, tapi perjalanannya menyakitkan.

Sebenarnya saya punya banyak pikiran tentang kedewasaan yang tak saya lakukan. Saya menolak untuk terlalu serius menjadi dewasa, saya ingin tetap jadi kanak-kanak yang awet muda, bahagia. Namun, tetap berpikir dengan rasionalitas orang dewasa ketika dibutuhkan masanya. Meski beberapa hari kemarin saya bertindak kekanak-kanakan, sebenarnya hanya untuk penolakan rasa sakit dan membenci seseorang. *maav untuk soal remove me-remove jejaring sosial, tp saya rasa itu jadi tak penting hari ini. :)

Saya tetap menjaga sisi kanak-kanak saya sampai kelak tiba masanya mengurasnya pelan-pelan. Hingga habis. Suatu saat ketika saya punya keluarga saya sendiri. Keluarga yang terencana, keluarga yang sesuai cita-cita, tepat waktunya. Amien.

Saya saat ini, meski bahagia, masih banyak tidak habis pikir dengan hal-hal bodoh yang saya lakukan. Hal-hal salah, hal-hal terlambat, hal-hal yang kalau dilihat sekarang menyakitkan. Mungkin, kebodohan saya yang berakibat pada diri saya sendiri tak seberapa akibatnya. Tapi ketika sudah menyangkut orang tua, saya menyesal telah membuat mereka malu, sempat kecewa juga.

Apalagi ketika melihat foto pernikahan mereka -yang bukan orang tua saya. Sesak hati saya kemarin malam itu. Padahal, jikalau pun para mantan pacar or ex-crush saya yang menikah, saya tidak mungkin menangis.  Karena semenyakitkan apapun, thanks God, mereka bahagia.

Uhm, mungkin pikiran salah dan gila saya yang menyangka dia tidak bahagia, orang tuanya tidak bahagia. Mungkin kira-kira saya salah terka dan saya jadi sedemikian sok tahu-nya hanya karena menerka mimik wajah yang terbaca. Atau semua Cuma akumulasi rasa bersalah saya padanya. Karena saya terlambat tiba, karena saya yang tahu apa-apa tiba-tiba saja tidak menahu apa-apa.

Saya menangis, entah menyesali diri saya sendiri yang gagal sebagai penyelamat. Atau benar-benar dipermainkan pikiran saya bahwa dia tidak bahagia. Tapi saya rasa, saat ini dia sudah bahagia. Sangat bahagia karena memiliki anugerah terindah di dunia. Meski saya tetap diam-diam menangis, melihat dia. Maafkan saya.

Maafkan saya. Maafkan keegoisan saya. Maafkan keterlambatan saya.

Saya sudah membayarnya. :)

-regards, PuteriHujan (pecinta cappuccino)
#26052012. 10:25PM