kirimkan hujan ini ke . . .

Sabtu, 03 Mei 2014

My LifeLong Dream (part 2)

Tanggal 30 April kemarin saya menutup bulan dengan macet-macetan di  jalan dari Jakarta menuju Bandung.  Lagi-lagi Jakarta, ada apa rupanya. Seperti biasa, di Jakarta itu saya menumpang tidur. Urusan sebenarnya lagi-lagi (alhamdulillah) di Depok. Tanggal 25 April malam, saya kebetulan sedang melihat site fakultas tujuan. Ada pengumuman peserta lolos tahap 1 (ujian TPA ~yang sulit sekali dan bahasa Inggris). Alhamdulillah, Tuhan Maha Baik, saya lolos bersama 47 peserta ujian profesi PIO.

pengumuman tahap 1
Rasanya, selain bersyukur, saya sekaligus tidak percaya. Besar benar kuasa Tuhan ya, saya yang merasa bukan siapa-siapa dan rendah diri karena lulusan kampus swasta (yang ketika disebut namanya orang juga tak tahu tentangnya) bisa lolos seleksi bersama almamater dari sekolah-sekolah keren. (saya baru tahu ketika melihat daftar absen). Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah, Allahku. :)

Kemudian, ditetapkan hari Selasa, tanggal 29 April, saya harus ikut ujian tahap 2 (psikotes, fgd, wawancara). Lebih mirip tes kerja tahap dua memang ya, karena selain profesi, tesnya hanya berupa tes tulis. Selain itu, saya juga harus melengkapi syarat-syarat berkas untuk dikumpulkan, dan... surat rekomendasi!!! Padahal, sebelum mendaftar saya sempat bertanya ke pmb, apakah ada surat rekomendasi.  Jawabannya sih, tidak ada, karena hanya dibutuhkan untuk mereka yang S3 (doktor). Jadi, fix saya kaget dan lemas. Karena kampus di Jogja, saya di Bandung, ujian di Depok. Waw.

Berterima kasihlah kepada teknologi, pertama-tama, karena rupanya surat rekomendasi boleh berupa scan. (tapi saya tetap tak mengerti bagaimana agar amplopnya di ttd, tokh sudah tidak rahasia karena scan, kan, jadinya saya tak pakai amplop yg ditandatangai :( ). Selanjutnya, terimakasih kepada yang mau repot memohonkan surat rekomendasi sebagai perpanjangan tangan saya; makasih Sayang. Terakhir, penting... terima kasih kepada empunya tandatangan dan pemberi rekomendasi yang mau saya rusuh-rusuh. :)

Surat rekomendasi saya baru jadi hari Minggu, sementara saya masih bingung akan berangkat hari apa, menginap di mana. Akhirnya saya berangkat bareng papa (fyi, ayah saya kerja di Jakarta dan mengontrak di sana). Di Jakarta saya menginap di kontrakan bareng-barengnya papa dengan teman kantornya. Baiknya, papa juga meminjamkan mobil (yang padahal harusnya dipakai ke kantor, beliau malah naik taksi, makasih papa!) dan bahkan mendatangkan supir Bandung untuk antar saya selama ujian (karena supir kantor kan "pamali" kalo dipinjam semena-mena). Walaupun akhirnya hari kedua saya diantar supir kantor papa, karena supir Bandungnya sukses membawa saya keliling separuh Jakarta di hari pertama, NYASAR! But, thanks to GPS.

Ujian hari pertama di mulai hari Selasa, jam 8. Lumayan siang ya, tapi karena alasan MACET, sya tetap mandi jam setengah lima dan sudah berangkat jam setengah enam... dan dengan sukses sampai jam setengah tujuh. haha. Akhirnya nunggu di mobil dan jam setengah delapan baru naik ke tempat tes. Di sana sudah banyak orang rupanya. Sempat berkenalan dengan beberapa orang. Dua orang di antaranya, jadi nempel terus selama tes, karena ternyata kami sama-sama PIO.

Ujian pertama ini, seluruh peminatan berbarengan, meskipun secara duduk sudah dikelompokkan. Tesnya gampang karena bukan jawaban benar salah, tapi psikotes. Tes gambar, isi data diri, kuesioner, tes-tes kepribadian. Selesai itu, bikin SUNGAI KEHIDUPAN (yang sempat riweuh juga karena bingung gimana cara penulisannya.haha). Baru jadwal wawancara diumumkan. Ternyata PIO dapat jadwal esok hari. Sempat kecewa sih, karena kan sudah berharap prosesnya sehari saja.

(lalu saya pulang dan nyasar berkeliling separuh Jakarta, memutari tugu tani beberapa kali, mungkin kalo lebih sering lagi bakal dapat cangkul)

Ujian hari kedua bikin deg-degan. Karena dalam pengumuman kami dibagi beberapa kelompok yang terdiri dari 9-10 orang dengan 2 psikolog. Pengumumannya cuma bilang wawancara. Ternyata, pas di tempat ujian, kami juga fgd di ruang dosen (jadi dejavu bimbingan skripsi bebarengan). Fgd berlima-berlima, berarti kami yang 10 orang ini dibagi lagi dua kelompok. Saya dapat kelompok fgd pertama. Berlangsung cepat karena ada dua anak UI di kelompok saya. Memangnya kenapa? Anak UI itu leadershipnya BAGUS BANGET. Mereka berdua bisa membuat semua punya kesempatan bicara dan menghentikan yang kebanyakan bicara (karena memangkas waktu pembicara lain). Makasih dan keren.

Setelah dua kelompok dari kelompok 10 orang fgd, lalu wawancara. Wawancara di kelompok saya berjalan sangaaaaat lambat karena jeda dari tiap peserta bisa 15-30 menit sendiri. Sementara kelompok lain begitu ada yang keluar yang lain langsung masuk. Tapi, terima kasih buat Disna dan Nurul yang mau menemani saya sampai saya selesai wawancara (semoga kita bertemu saat daftar ulang ya, aameen).

Menunggu saja sudah bikin gugup, belum lagi cerita-cerita peserta yang macam-macam setelah selesai wawancara. Ada yang dipojokkan, ada yang ditanyai materi, ada yang ditanyai skripsi, ada yang dibandingkan kecerdasannya dengan almamater. Macam-macam. Terakhir, yang bikin jantung lumayan melorot, peserta sebelum saya menangis keluar dari ruang wawancara. Aaak. Tapi saya kuatkan hati. Ah, emang mau diomongin kaya apa sih sampai nangis begitu. Pasti ngga ada yang lebih galak dari mama saya. Haha.

Di dalam adem (karena ada AC). Saya yang sulit senyum ini, pasang muka full senyum padahal sudah lusuh, lapar, dan mengantuk. Pertanyaan yang keluar standar, sama kaya wawancara psikolog kerja. Cuma di sini saya kebagian ditanya materi dan skripsi (yang sudah saya lupa) juga. Untungnya skripsi bikin sendiri dari A-Znya, jadi minimal ingat garis besarnya. Pewawancaranya ada yang Doktor, jiper banget pas tahu akan diwawancarai beliau. Tapi, bagaimanapun, alhamdulillah lancar sampai keluar ruangan.

Well, meskipun saya tidak tahu apa hasilnya kelak. Tapi semoga semua usaha saya dan doa-doa saya direstui Allah. Saya tahu Allah Maha Baik dan Maha Pemberi. Semoga Allah memberi restu saya melanjutkan study di kampus imipian saya ini. Semoga doa-doa mereka yang diam-diam mendoakan diijabah. Semoga, bulan September  tahun ini, saya sudah bisa ikut kuliah di kampus yang saya impi-impikan. Aameen.

Manusia  berusaha. Manusia berdoa. Allah yang merestui. :)

-regards, PuteriHujan-

#03052014. 12:05 AM

Tidak ada komentar: