kirimkan hujan ini ke . . .

Senin, 20 Juli 2009

Flashback Time


Butuh waktu yang cukup lama untuk membuktikan kebenaran. Kebenaran tentang yang kau rasakan, kebenaran yang selama ini kau coba pendam, sembunyikan. Itulah mengapa butuh kesabaran ekstra untuk menunggu. Membuktikan pada hati dan dunia dan segala isinya jika kebenaran akan tersingkap lewat waktu. Tapi, Sayang, mungkin kau tak cukup sabar ketika itu. Kemudian, kebohongan dan segala palsu kau aku-aku.


“Dia memang pacarku, dulu.”


Kau bicara begitu kepada orang lain ketika mereka menanyakan tentang kau dan aku. Sebenarnya aku tak butuh pengakuanmu kepada dunia tentang siapa kita dulu. Sebenarnya aku tak peduli pengakuanmu kepada semesta tentang keberadaanku. Aku hanya ingin mendengarnya sendiri dari mulutmu, ucapmu, kata-katamu, suara khasmu, dan intonasi kejujuranmu. Meski dulu sejuta kali kau bilang begitu. Meski dahulu, tak bosan kau ingatkan aku : “Kamu, pacarku.”


Bicara lantang dengan hati berbisik itu mudah dilakukan. Karena kau tak perlu mendengarkan. Atau memedulikan hati yang berteriak menuntut kebenaran. Yang kau perlukan hanya bicara. Berkata-kata tanpa nurani ikut serta. Tak perlu peduli seberapa sakit yang kurasa. Begitu mudahnya, yah, lupakan saja.


Tapi, bolehkah sekarang aku yang memilih ? Setelah selama ini kuabai pedih-perih. Bolehkah aku bilang kalau aku tak tahu siapa dirimu ? Bolehkah aku melupakanmu seperti kau melupakanku ? Bolehkah membuangmu, seperti dulu kau membuangku ? Bolehkah kuminta jangan katakan aku mantan pacarmu jika aku bertemu kau dan dia ? Bolehkah kulakukan semua itu ? Setelah kau mencampakkanku.


Kurasa, aku boleh.


Bandung, 20 Juli 2009. 23:26

-untuk eR.

2 komentar:

Ridwan mengatakan...

dinda, baru pertama kali nih saia maen-maen ke blogmu :D

blognya keren! xD

puteri hujan mengatakan...

hehehe, makasiiih banyak banget, Kanda Ridwan ;)