kirimkan hujan ini ke . . .

Selasa, 14 Juli 2009

It's Not Your Bussiness.


Tak ada yang tahu mengapa malam begitu sunyi belakangan ini, kecuali aku. Karena sepertinya akulah satu-satunya orang yang terjaga ketika mimpi menyelimuti bisu. Karena mungkin hanya akulah satu-satunya orang yang tersadar dari lelap buaian waktu. Tidak kamu. Tidak mereka yang tak menahu. Ini hanya aku.


Lelahku, tentu kamu tak tahu. Bagaimana aku menunggu, atau bagaimana aku terjaga di waktu tidurku. Kemudian terbangun dengan mata sesipit garis tipis. Seperti habis menangis. Dan ibuku akan bertanya, “Apa saja yang kau lakukan semalam tadi ?”. Lalu ayahku menimpali, “Buat apa anak gadis bergadang setiap hari ?”.


Padahal banyak obat telah kutenggak demi terlelap. Banyak saran kulakukan demi membuat pikiranku sedikit lebih rileks lalu jatuh dalam gelap. Tertidur, aku hanya ingin tertidur. Namun, sepertinya yang ada hanya pil-pil yang melebur, usaha-usaha untuk merileks-an diri yang membuatku semakin ingin kabur. Sia-sia, dan membuat mental juga fisikku semakin hancur.


Kadang-kadang, ketika aku sudah tertidur dengan susah payah yang terjadi malah, aku mendapati diriku sedang terduduk di atas ranjang. Terbangun dengan tatapan nyalang. Tiba-tiba tersadar dari mimpi yang harusnya dibuang. Terlalu indah, mungkin, untuk terus aku kenang. Atau bisa jadi, aku mendapati diriku di sofa depan televisi. Terbangun heran karena tiba-tiba tergigit dingin malam dan dengan pertanyaan, bagaimana bisa aku berada di sini ?


Hal lain lagi yang sering terjadi, aku tetap tertidur hingga pagi. Tapi, ditemani isak sepanjang mimpi. Yang bahkan terus mengikuti ketika aku terjaga nanti. Lalu mataku jadi sembab. Menangis yang tanpa sebab. Lalu aku harus menyembunyikan bengkak itu di balik bedak. Mungkin dengan memakai celak. Itulah mengapa, mereka semua selalu suka dengan mataku. Karena terlalu penuh hujan yang kusimpan di situ. Kadang-kadang jika tak terbendung lagi akan kubagi sedikit-sedikit dengan hati. Biar hati yang menangis, karena tak semua bisa melihatnya di dalam sini.


Iya, Sayang, aku tahu. Semua itu bukan urusanmu. Bukan aku ingin mengiba atau memohon padamu. Semua itu hanya urusanku. Kebodohan berulang yang kulakukan selalu. Membuat mereka geram, gemas, kasihan, dan kadang menghinaku. Tapi, itu juga bukan urusan mereka. Aku tak keberatan jika mereka memberi beberapa wejangan kata. Asal bukan menghina. Tak seorang pun berhak menghakimi cinta. Sekalipun aku. Walaupun kamu.


Benar, Sayang, aku mengerti. Bahwa kamu tak mau tahu lagi soal ini. Bahagialah bersama hidupmu yang sekarang ini. Karena aku hanya ingin menuliskan hati. Bukan untuk mengganggumu bermimpi. Bukan untuk menguncang duniamu yang sekarang bersamanya, seperti yang dia lakukan pada kita. Aku bahagia dengan begini, menikmati apa yang kuingini. Menjadi tanpa pretensi. Mutlak menjadi aku. Bukan manis, bukan sayang, dan bukan pula mantan pacarmu.


Jadi, Sayang, kamu bahkan tidak berhak berkeberatan. Setitik pun, secuil pun, sesedikit apapun tentang perasaan yang kusimpan. Kamu tidak berhak melarang apa yang kurasakan. Aku tidak peduli kalau kamu bilang, “Jangan menunggu !” karena aku akan tetap melakukan. Aku melakukan yang kuinginkan. Mencintai hidupku seperti yang kamu lakukan. Tetap melangkah ke depan meski sangat perlahan, yang penting aku tidak stagnan.


Dan, Sayang, jangan hakimi aku karena merindu. Jangan membenciku karena aku jujur pada diriku. Jangan melarangku mencintai, karena kamu tak berhak begitu. Jika aku mencintaimu, bukankah itu bukan urusanmu ? Seperti halnya cintamu padanya yang bukan urusanku ? Kamu bebas semaumu, melakukan apapun itu. Asal jangan mencampuri urusanku soal mencintaimu. Karena sekalipun yang kucintai itu adalah kamu, itu sama sekali bukan urusanmu.



#Bandung, 14 Juli 2009. 0:46

- di tengah insomnia akut. Setelah konsultasi bersama dokteL dan adik perempuan kesayangan. Untuk kamu, yang sepertinya kemarin itu adalah dia.


n.b.

inspired by some wise words from Michellia. And half my true story. And (again) my honesty syndrome. And last, from another stories, movies, songs, etc. I love. Gut Nite !

2 komentar:

edi sumiarjo mengatakan...

Woooooh amazing,, ur words make me sad hehee... Ilike your entri.

puteri hujan mengatakan...

hehe, baru tau aku kalo edy komen...
thx edy. sedih jg baca ini. inget yg bikin sakit. :')
*bulan ini orangnya nikah, hahaha.

jangan bosen baca blog aku yah. ;)