kirimkan hujan ini ke . . .

Minggu, 12 Juli 2009

P.S. I Love You





Ada malam-malam kesepian yang harus kau habiskan sendirian. Dan yang aku tahu, kau melakukannya sambil memandangi bulan lewat jendela flat di ketinggian. Aku tahu rasanya kesepian, tidak menyenangkan. Di mana gemerlap lampu kota berpendar indah, sedangkan kita terkurung dalam kenangan. Terkungkung oleh perasaan yang harusnya ditinggalkan. Terluka karena perpisahan.

Ada hati yang sempat kau masuki dulu. Dan kau menggoreskan cerita-cerita indah bersamanya di catatan waktu. Tapi, seperti yang kau tahu, waktu tak begitu bersahabat dengan stagnasi, waktu berlalu. Kemudian kau sedikit terluka. Mengapa kubilang sedikit saja ? Karena aku tahu kau salah satu orang yang paling kuat yang kutahu. Berdiri dan tersenyum di antara pedih hatimu, pasti kau mampu.


Lalu, kau bertemu bias warna-warni yang sempat menceriakanmu. Tak bisa disentuh, hanya ditatap karena semu. Bias yang membuatmu membunuh sisi hipokrat dalam dirimu. Keceriaan yang membuatmu memendam satu perasaan untuk kau ungkapkan dahulu. Aku tahu, kau takut terluka dan juga melukainya. Atau kau mungkin sudah terlanjur tahu bahwa bukan kau-lah yang selama ini ditunggunya ?

Dan ketika itu aku tiba, mampir di baris ceritamu. Entah bagaimana dan darimana semua bermula, aku tak tahu. Kita adalah dua orang aneh yang dipertemukan perpisahan. Dua orang yang sama-sama terluka dan saling menguatkan. Cinta kita adalah saling membahagiakan. Dan kebahagiaan kita adalah saling melihat senyuman.


Kau mungkin orang yang paling mengerti, mengapa aku menyayanginya. Kau juga jadi orang yang paling membenci ketika aku menceritakannya, padahal kataku, dia mengabaikanku. Dia mendiamkanku sekalipun aku menyapanya, tidak sepertimu. Sekalipun kau marah sekali padaku, kau akan tetap membalas senyuman di layarku. Meski saat itu kau sedang menahan cemburu, itulah yang membuatku lebih menyukaimu.

Tapi, aku benci chermistry. Aku benci mengapa kita saling menyadari. Mengapa diam-diam kita saling mencuri hati. Dan benci setiap kali aku berpikir bahwa kau-lah yang sejak dulu kucari. Dan menyayangkan mengapa dua pesan pertama kita, kita anggap sebagai pertanda. Kau adalah hadiah ulang tahunku, begitu juga sebaliknya.

Namun, aku ingin kau tahu, tak sedikit pun aku menyesal karena bertemu denganmu. Malah aku bersyukur, karena darimu aku belajar banyak untuk kehidupanku. Aku menyadari hal-hal yang sebelumnya aku lewatkan. Aku menjadi lebih dewasa dan manja dalam waktu bersamaan. Aku menjadi sosok yang lebih menyenangkan menghadapi kehilangan. Sekalipun, Sayang, itu adalah kehilanganmu.

Banyak hal yang sebenarnya kau tak tahu. Tentang pesan-pesan aneh yang kutulis di blog friendster ku (andai kau bisa baca pesan itu lagi). Bulan Desember, setelah tiga hari peritiwa risk taker itu –bolehkan kusebut begitu?- aku sudah tahu. Aku tahu bahwa kebersamaan dua orang aneh yang dipertemukan kehilangan ini hanya sementara.

Saat itu rasanya seperti kehilangan duluan. Itu alasannya, Sayang, mengapa aku selalu menangguhkan jawaban jika kau menanyakan tentang, “Kita ini sebenarnya apa ?”. Aku takut sakit, sama ketika kau takut menyakiti pelangi. Aku takut menyakiti hatiku sendiri. Aku takut terjatuh terlalu dalam. Aku takut tenggelam.

Sebenarnya, Sayang, cerita kita belum akan berakhir sampai di sana. Sebenarnya akan ada pertemuan kita yang lain, yang sebenar-benarnya. Bukan hanya kata-kata. Senyuman hampa. Suara-suara. Sekilas tatapan mata. Bukan hanya itu semua. Tapi, aku dan kau tak akan pernah tahu kapan saatnya. Dan untuk sementara ini, Tuhan memilih memisahkan pertemuan kita yang oleh perpisahan itu. Aku tak tahu rencana Tuhan, tetapi aku yakin semuanya terbaik untukku, untukmu.

Aku benar-benar tak pernah dan tak akan pernah menyesali pertemuan biasa kita. Meskipun aku dapat pertanda. Walaupun aku yakin dengan semua yang ku’baca’. Karena, andai kita tak pernah bertemu, apa jadinya ? Aku tak akan kenal beberapa sahabatku yang juga sahabatmu. Aku tak akan mampu mengungkapkan hatiku pada dia yang dulu. Aku tak akan menjadi aku yang sekarang ini. Yang mati-matian memperjuangkan mimpi.

Tapi, bolehkan aku di sini sedikit lebih lama lagi ? Bukan karena aku belum mampu beranjak, namun aku belum mau. Aku masih ingin memanjakan hatiku sedikit lagi. Itu mengapa aku menyebut mereka –yang hadir setelahmu- pelangi. Karena mereka tak akan aku miliki. Karena aku hanya ingin menatap mereka, tanpa lebih dalam masuk ke kehidupan mereka. Aku masih takut terluka atau melukai mereka. Karena itu, izinkan aku di sini. Sedikit lebih lama lagi.

(n.b. Ohya, ada satu hal lagi. Maafkan aku jika kau merasa terlalu dikejar. Karena aku baru benar-benar tahu rasanya dikejar. –kau tahu siapa yang kubicarakan, ;). Rasanya agak menyebalkan, atau benar-benar menyebalkan terkadang, namun sekaligus kasihan. –tapi, kau tak perlu mengasihaniku. Aku akan mulai berhenti menjadi menyebalkan. Karena aku tahu kita masih akan bertemu di suatu kesempatan. Pertemuan yang sebenar-benarnya.)




And P.S. I Love You as my bigbro, my bestfriend, and my panda

1 komentar:

Dimas rafky mengatakan...

Feels like finding something new, finding bright side of tiara. Brand new, not the way of writing, but content. Luv to read it.

New blog, new spirit, new healty mind.

Rainy day..
To see life path under the rain
enjoying colours of rainbow after its rain
hope it will be joy of yours.